Pada setiap 10 Dzulhijjah, seluruh umat muslim di Indonesia merayakan Hari Raya Idul Adha atau yang sering disebut dengan lebaran qurban. Ciri khas dari lebaran yang satu ini adalah anjuran bagi umat muslim untuk menyembelih hewan qurban, seperti sapi, kambing, kerbau, domba, hingga unta. Banyak pernyataan yang muncul mengenai hewan qurban menjadi kendaraan di akhirat, benarkah hal tersebut?

Hadist tentang hewan qurban menjadi kendaraan di akhirat
Ada beberapa hadis yang menyatakan, bahwa hewan qurban akan menjadi kendaraan di akhirat nanti. Salah satunya adalah Syekh Al-Mubarakfuri yang menyatakan, bahwa: “Ibadah paling utama di Idul Adha adalah menyembelih hewan untuk qurban. Hewan-hewan itu akan datang lagi kepadamu di hari kiamat seperti sedia kala di dunia, tiada kurang suatu apapun. Agar masing-masing setiap organ tubuhnya menjadi pahala dan akan menjadi kendaraan di atas shirat”.
Selain Syekh Al-Mubarakfuri, Hadis Riwayat Tarmudzi menyatakan, bahwa: “tidak ada lagi amal manusia yang lebih dicintai oleh Allah SWT pada hari qurban selain mengalirkan darah hewan. Sebab, hewan tersebut akan datang lagi nanti di hari kiamat dengan rambutnya, tanduknya, dan kaki-kakinya”.
Meskipun begitu, banyak orang menganggap bahwa hadis tersebut kekuatannya lemah atau kesahihannya cukup diragukan. Seperti Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani yang menyatakan bahwa “aku tidak pernah melihat (sanad) nya. Sanad di sini ialah mengenai hadis yang menjelaskan bahwa hewan qurban sebagai kendaraan di akhirat.
Hadits ini ada dalam buku Al Wasith (karya Al Ghazali), selain itu kedua hadis tersebut ada dalam buku An Nihayah (karya Al Juwaini). Pada kedua buku tersebut, dinyatakan bahwa hewan kurban akan jadi kendaraan bagi orang yang berkurban di akhirat. Juga ada yang mengatakan maknanya, bahwa hewan qurban akan memudahkan orang-orang yang berkurban dalam melewati jembatan shirath.
Namun demikian, Ibnu Shalah berkata: ‘hadits ini tidak dikenal, dan sepengetahuan saya tidaklah shahih”. Selain itu, derajat kesahihan hadis yang menjelaskan fungsi hewan qurban ini lemah karena derajat perawinya.
Itulah beberapa hadis dan penyataan mengenai hewan qurban apakah fungsinya menjadi kendaraan kelak setelah meninggal dunia. Ada baiknya Anda memeriksa kembali dan mempertanyakan pada orang-orang yang mumpuni soal agama, baik ustad maupun para ulama.
