Keseimbangan ekosistem erat kaitannya dengan keselarasan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya¹. Saat ini, kita pasti sering melihat fenomena peralihan fungsi lahan. Fenomena yang justru berakibat pada terganggunya keseimbangan suatu ekosistem. Dahulu, hamparan sawah terlihat hijau menenteramkan. Namun kini, hamparan itu berganti dengan kokohnya bangunan. Hewan maupun organisme lain kehilangan habitatnya. Keselarasan berubah menjadi ketidakseimbangan.
Yuk, kita simak gambaran dari keseimbangan ekosistem!
Ekositem secara alamiah membentuk keseimbangan seperti ilustrasi gambar di atas. Belalang pada pertanaman padi tidak akan menyebabkan kerugian. Jumlah belalang akan selalu stabil karena adanya rantai makanan yang tidak mengalami gangguan dari perubahan lingkungan. Baik belalang, katak, ular, burung, dan dekomposer (bakteri dan jamur pengurai), semuanya membentuk suatu kesatuan dalam keseimbangan ekosistem.
Pertambahan populasi penduduk menjadi salah satu faktor berkurangnya lahan pertanian. Kebutuhan papan seakan menjadi fokus utama, namun mengesampingkan kebutuhan lahan untuk ketersediaan pangan. Rumah-rumah kini berdiri kokoh dan berhimpitan satu sama lain. Persediaan pangan kian menipis, sebab peralihan fungsi lahan yang semakin tak terkendalikan. Sementara itu, pengelolaan lahan pertanian yang ada saat ini kerapkali memunculkan polemik, salah satunya terkait hama. Tingginya populasi hama tersebut berkaitan dengan terganggunya keseimbangan ekositem.Â
Kita tidak bisa dengan mudah mengembalikan keseimbangan ekosistem. Namun, ada upaya lain yang bisa kita lakukan untuk menekan populasi hama, salah satunya penggunaan musuh alami. Musuh alami hama pada prinsipnya seperti ilustrasi rantai makanan yang sudah dijelaskan di atas. Musuh alami dapat menekan populasi hama tanpa merusak lingkungan, sebab pemanfaatan musuh alami merupakan cara pengendalian secara alamiah. Nah, sebelum melakukan pengendalian secara alamiah tersebut, mari kita kenali musuh alami terlebih dahulu!Â
Kategori Musuh Alami
Musuh alami dapat dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut²:
Predator
Suatu organisme yang memangsa organisme lainnya yang lebih kecil atau lebih lemah darinya. Ukuran tubuh predator biasanya lebih besar dibandingkan mangsanya. Contoh predator yaitu burung hantu yang memangsa hama tikus.
Parasitoid
Organisme yang memarasit baik di dalam ataupun di permukaan tubuh organisme yang ditumpangi/diserang (inang). Parasitoid dapat menyebabkan kematian inang. Ukuran tubuh parasitoid biasanya lebih kecil dari inangnya. Parasitoid ini contohnya Tricogramma sp. yang dapat menekan populasi penggerek batang tebu. Trichogramma sp. memarasit kelompok telur dari penggerek batang tebu tersebut.
Patogen
Mikroorganisme yang tumbuh secara parasit di dalam atau di permukaan tubuh inang. Mikroorganisme ini menginfeksi dan menimbulkan penyakit pada hama serta dapat menyebabkan kematian. Umumnya mikroorganisme patogen ini berasal dari kelompok virus, jamur (nama lainnya cendawan), bakteri, dan nematoda. Contoh patogen, yakni Beauveria bassiana yang menginfeksi kutudaun.
Nah, itulah sedikit bahasan mengenai musuh alami hama. Sampai jumpa di artikel selanjutnya ya, sobat!
Referensi:
¹Wulandari R. 2016. Metode kunjungan lapangan untuk menanamkan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Vol 5(1): 68-80.
²Sopiaalena. 2018. Pengendalian Hayati dengan Memberdayakan Potensi Mikroba. Samarinda (ID): Mulawarman University Press.