Belut merupakan salah satu bewan yang banyak dikonsumsi masyarakat karena rasanya gurih dan enak. Karenanya, banyak peternak yang mencoba cara budidaya belut di kolam tembok agar bisa cepat panen dan mendapatkan hasil.
Tingginya permintaan pasar membuat budidaya belut semakin berkembang.
Oleh sebab itu, peternak berlomba-lomba menghasilkan belut sebanyak-banyaknya dan meraup keuntungan besar. Namun bagaimanakah caranya supaya budidaya belut di kolam tembok bisa berhasil? Yuk simak informasi berikut ini.
Cara Budidaya Belut di Kolam Tembok
Banyak media yang bisa digunakan untuk peternak melakukan budidaya belut. Ada yang menggunakan kolam di sawah, tanah, kolam terpal, drum hingga kolam tembok. Kolam tembok adalah kolam yang secara sengaja dibangun dan dibuat menyerupai habitat belut sesungguhnya.
Karena itu, pembangunan kolam tembok harus benar agar belut bisa berkembang dengan baik. Berikut ini adalah cara budidaya belut di kolam tembok yang bisa Anda pelajari, diantaranya adalah :
1. Pembangunan Kolam Budidaya
Kolam adalah material utama yang harus dipersiapkan sebelum Anda memulai budidaya belut. Oleh sebab itu, Anda harus benar-benar memperhatikan kolam tembok yang nantinya akan disulap menjadi tempat tinggal belut sesuai habitatnya.
Kolam yang ideal memiliki ketinggian antara 1 – 1,25 meter. Luasnya bisa Anda sesuaikan dengan kebutuhan atau ketersediaan lahan. Dalam pembuatan kolam, perhatikan beberapa hal berikut ini, yaitu:
- Buatlah dasar kolam dalam posisi miring supaya memudahkan dalam proses pembersihannya.
- Sediakan lubang sebesar pipa di dasar kolam untuk membuang air. Setiap kali panen, Anda harus menguras dan membersihkan kolam seperti semula.
- Tunggulah hingga kolam benar-benar mengering. Setidaknya dibutuhkan waktu kurang lebih 3 minggu. Setelah itu, rendam pelepah pisang atau sabut kelapa dengan air untuk menghilangkan bau semen basah.
2. Menciptakan Media Pertumbuhan
Habitat asli dari belut adalah tanah berlumpur seperti yang bisa Anda lihat di persawahan. Cara budidaya belut di kolam tembok yang benar adalah Anda harus menciptakan tempat hidup sesuai dengan habitat asli belut. Begini cara membuatnya:
- Masukkan jerami ke dasar kolam hingga ketinggian 20 cm
- Kemudian tumpuk dengan pelepah pisang setinggi 6 cm
- Di atas pelepah pisang, taburkan pupuk kandang atau kompos hingga mencapai tebal 20 sampai 25 cm. Pupuk kandang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan belut karena sebagai penyedia makanan.
- Siramkan cairan mikroba dekomposer. Contoh cairannya adalah larutan EM4
- Selanjutnya adalah dengan menimbun lumpur sawah setebal 10 sampai 15 cm
- Biarkan komposisi tersebut selama 1 hingga 2 minggu supaya semua media terfermentasi
- Tambahkan air bersih dan diamkan selama 3 – 4 hari untuk menghilangkan racunnya. Anda bisa menambahkan tanaman enceng gondok untuk menjaga suhu air dan meneduhkannya.
3. Pilih Bibit Berkualitas
Hasil belut yang baik diawali dari pemilihan bibit berkualitas. Pastikan belut yang akan Anda gunakan adalah bibit sehat, tidak cacat, lincah dan terbebas dari penyakit. Bibitnya juga harus berukuran sama supaya tidak saling memakan satu sama lain. Bibit yang paling ideal untuk pembesaran berukuran 10 sampai 12 cm.
4. Tebar Bibit
Waktu yang paling tepat untuk menebar bibit belut ke dalam kolam tembok adalah pada pagi atau sore hari. Bibit akan lebih mudah beradaptasi karena suhunya tidak terlalu panas atau dingin.
5. Pemberian Pakan
Belut kecil paling baik diberikan pakan berupa larva serangga, larva ikan, kecebong, cacing atau kutu air. Sedangkan belut dewasa bisa diberi pakan berupa belatung, keong, ikan, katak, kepiting yuyu, serangga atau bekicot.
Cara budidaya belut di kolam tembok sebenarnya cukup mudah dan tidak membutuhkan banyak perlakuan. Dengan mengikuti cara-cara di atas, Anda sudah bisa panen belut dalam jangka waktu 3 – 4 bulan. Jika ingin ukuran lebih besar, bisa ditunggu 2 – 3 bulan lagi. Mudah bukan? Selamat mencoba.