Apa Itu Sistem Produksi?
Sistem produksi ialah sebuah rangkaian dalam pengolahan barang input untuk menghasilkan sebuah produk atau output yang memiliki nilai tambah. Yang termasuk ke dalam barang input ialah seperti komponen, bahan mentah, dan bahan setengah jadi. Rangkaian proses ini dapat melibatkan sumberdaya baik berupa organisasi atau pun tekonologi.
Sistem produksi dalam konteks budidaya sayuran yaitu rangkaian pengolahan bahan tanam sayuran untuk menghasilkan produk sayuran segar yang bernilai tambah. Sistem produksi yang digunakan boleh dengan bantuan penggunaan teknologi dan sumberdaya lainnya, sesuai kebutuhan.
5 Jenis Sistem Produksi
Sistem produksi dengan cara konvensional mungkin sudah tidak asing didengar. Akan tetapi jenis dari sitem produksi sudah mengalami perkembangan dan memiliki banyak ragam jenisnya.
Berikut penjelasan dari berbagai sumber terkait sistem produksi yang digunakan dalam budidaya sayuran secara intensif:
1. Rumah Plastik atau Lapang
Dalam memulai budidaya tanaman sayur secara intensif, perlu mempertimbangkan tempat yang akan digunakan untuk sistem produksi dan budidayanya. Terdapat dua pilihan tempat budidaya yakni ruang tertutup atau terbuka.
Ruang tertutup yaitu seperti rumah plastik, screen house atau pun green house. Sedangkan budidaya pada ruang terbuka ialah dengan menanam di lahan secara langsung tanpa bangunan pelindung.
Budidaya secara langsung di ladang sama saja seperti budidaya sayuran pada umumnya. Dimana tanaman terkena cahaya matahi dan air hujan secara langsung. Tempat yang terbuka tersebut tidak dapat menghindarai dari adanya hama dari hewan berkaki dua atau pun yang berkaki empat. Keuntungannya penanaman secara langsung ialah hanya biaya pengolahan lahan tanpa harus mengeluarkan biaya untuk pembuatan ruang tertutup.
Kelebihan dari penggunaan ruang tertutup dapat menghambat penyinaran matahari dan masuknya air hujan secara langsung pada tanaman. Intensitas cahaya matahari yang tinggi memudahkan tanaman sayur terbakar.
kekurangan dari penggunaan ruang tertutup ialah terletak pada biaya awal pembangunan dan juga perawatan yang tentunya lebih tinggi dari penggunaan ruang terbuka (ladang) sebagai tempat budidaya.
2. Mulsa
Material yang digunakan untuk menutup tanah disebut dengan mulsa. Jenis mulsa dibagi menjadi dua, yaitu mulsa organik dan mulsa anorganik.
Mulsa organik ialah penutup tanah dari bahan organik yang mudah terurai oleh tanah seperti jerami kering dan alang-alang. Pada tanaman perkebunan mulsa organik yang biasa digunakan merupakan tanaman dari famili legum. Sedangkan mulsa anorganik ialah mulsa yang terdiri dari bahan yang sulit diurai oleh tanah seperti mulsa plastik.
Mulsa berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan tanaman pengganggu (gulma), menjaga tanah tetap gembur, dan memelihara kecepatan air yang masuk ke tanah. Selain itu, penggunaan mulsa dapat menjaaga kelembapan tanah dan melindungi agregat tanah dari tetesan air hujan yang turun.
3. Monokultur atau Multiple Cropping
Monokultur ialah sistem budidaya yang hanya menanam satu jenis tanaman dalam satu lahan yang sama. Sedangkan Multiple Cropping ialah sistem budidaya dengan menanam lebih daru satu tanaman dalam lahan yang sama.
Contohnya dalam satu lahan terdapat budidaya selada dan sawi yang ditanam secara berseling dengan jarak tanam yang telah disesuaikan berdsarkan jenis sayuran yang ditanam.
4. Organic Farming
Organic Farming (pertanian organik) ialah budidaya pertanian yang berorientasi pada penggunaan dan pemanfaatan bahan alami (tanpa bahan kimia), baik untuk pupuk atau pestisida (kecuali bahan tertentu yang diperkenankan).
Tujuan dari pertanian organik ini ilah untuk menyediakan produk pertanian seperti bahan pangan yang tentunya aman dikonsumsi serta baik untuk kesehatan tanpa harus merusak lingkungan.
5. Hidroponik
Hidroponik ialah salah satu teknik budidaya tanaman dengan cara menanam tanpa menggunakan media tanam tanah. Media tanam yang digunakan untuk hidroponik ialah air yang telah dicampur dengan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman.
Selain itu, hidroponik juga dikenal dengan sebutan soilless culture. Sama halnya dengan pembuatan green house, screen house atau rumah plastik, budidaya tanaman sayur dengan sistem ini memiriki modal di awal yang cukup tinggi. Meskipun begitu, teknik ini sangat cocok digunakan untuk daerah dengan lahan sempit atau rumah di perkotaan.
Kelima hal diatas sangatlah penting dan perlu dipertimbangkan untuk menjalankan budidaya tanaman sayur secara intensif dan tentu berproduksi tinggi serta menguntungkan.
Sumber: