Mengenal Kambing Angora, Kambing Berbulu Tebal Seperti Domba

Bukan hanya kucing saja yang memiliki jenis angora, tapi spesies kambing juga memilikinya. Pernahkah Anda melihat bagaimana penampakan kambing angora ini? Ya, kambing ini sekilas mirip sekali dengan domba.

Kambing jenis angora ini mempunyai bulu yang lebat dan keriting sama seperti bulu domba. Bulunya juga bisa dipotong dan dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Penasaran dengan jenis kambing yang satu ini? Mari kita pelajari bersama.

Sejarah Kambing Angora

Konon, kambing angora sudah ada dan dikenal sejak jaman nabi Musa yaitu sekitaran tahun 1571 – 1451 sebelum masehi. Kambing ini berasal dari daerah Angora yaitu yang berada di wilayah sekitar Turki Asia. Kambing ini mulai diperdagangkan pada abad ke 19.

Rata-rata, peternak mengambil bulunya karena dinilai lebih berharga dibandingkan susu atau dagingnya. Kambing ini menghasilkan serat bulu berkilau yang disebut dengan mohair. Pada saat itu, mohair dianggap sebagai salah satu komoditas yang berharga.

Karakteristik Kambing Angora

Kambing yang satu ini dibudidayakan untuk kebutuhan bulunya. Karena itulah, peternak lebih fokus pada perkembangan mohair dari pada daging ataupun susunya. Berikut ini adalah ciri dan karakter kambing berbulu lebat, yaitu :

1. Mampu Menghasilkan Mohair dalam Jumlah Besar

Kambing jenis angora merupakan kambing yang sangat produktif dalam menghasilkan mohair. Setahun mereka mampu menghasilkan bulu sebanyak empat sampai lima kilogram. Mohair dapat diambil dua kali dalam satu tahun.

Proses pencukuran mohair dari tubuh kambing tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Bagaimanapun juga, hewan ini bukanlah domba yang memang secara khusus memiliki sistem mantel tubuh yang lebih baik. Karena itu, pencukuran mohair harus benar-benar berhati-hati.

2. Menghasilkan Beberapa Warna Bulu

Sejak tahun 1998, Asosiasi Peternak Angora mulai membiakkan jenis Angora berbulu warna-warni. Tidak hanya mohair berwarna putih, namun kini sudah ada mohair berwarna hitam, hitam keperakan, merah hingga coklat.

3. Rawan Parasit

Salah satu kekurangan kambing ini adalah gangguan parasit dari luar. Kambing ini sangat rawan terserang parasit karena bulunya yang tebal. Parasit ini berkemampuan untuk merusak kualitas mohair. Menjadikannya rusak dan nampak kusam.

4. Membutuhkan Pakan Berkualitas

Beternak kambing jenis ini bisa dikatakan cukup rumit. Kambing ini membutuhkan perhatian khusus terutama daerah mohairnya. Begitu pula dengan kualitas pakannya.

Jika pakan yang diberikan tidak memenuhi standar, maka pertumbuhan mohair akan terhambat. Bulu ini tidak akan tumbuh dengan baik tanpa kualitas pakan yang cukup dan mumpuni.

Perkembangan Kambing Angora

Kambing jenis angora ini mulai banyak diekspor ke negara-negara luar seperti Australia, Selandia Baru dan negara-negara di Eropa. Negara yang banyak mendatangkan kambing ini adalah mereka yang memiliki iklim sejuk.

Kambing ini didatangkan ke Eropa sekitar tahun 1554 oleh kaisar Romawi. Namun nampaknya perkembangan Angora di Eropa kurang seberapa bagus dan dianggap tidak berhasil.

Ekspor kambing ini ke Australia dan Selandia baru dilakukan sekitar tahun 1830 an. Pengembangan kambing ini di dua negara tersebut terbilang cukup berhasil hingga sekarang ini. Hal ini lantas diikuti oleh berbagai negara lain yang juga turut mendatangkan kambing jenis Angora.

Kambing ini kemudian juga dikirim ke Afrika Selatan dan Amerika Serikat. Dengan perawatan yang baik dan dukungan iklim yang tepat, kambing berbulu lebat ini kemudian bisa berkembang dengan pesat.

Kambing Anggora hanya bisa hidup di daerah beriklim sejuk. Karena itulah, tidak semua negara bisa membudidayakannya. Meskipun dinilai sulit, peternakan kambing ini cukup berhasil dan menguntungkan.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top