Mengenal Kambing Etawa, Kambing Perah Asal India

Kambing Etawa atau yang juga dikenal dengan nama Kambing Jamnapari berasal dari Etawah, India. Kambing ini dibawa ke Nusantara pada sekitar tahun 1930an oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Pada tahun 1947, Presiden Soekarno juga membawa satu jenis kambing Jamnapari ke Indonesia. Kambing-kambing ini kemudian mulai dibudidayakan dan diperbanyak untuk peternak lokal sehingga berkembang sedemikian pesat seperti sekarang ini. Ingin tahu lebih banyak tentang kambing import ini? Yuk simak informasi berikut ini.

Jenis Kambing Etawa

Kambing Etawa yang ada di Indonesia sekarang ini memang berasal dari daerah yang sama yaitu India. Namun, ada dua jenis kambing Jamnapari atau Etawa yang berkembang dengan baik disini yaitu jenis Kaligesing dan Senduro.

Kambing yang dibawa oleh Pemerintah Hindia Belanda dikembangkan di daerah Kaligesing, Purworejo Jawa Tengah. Sedangkan, kambing yang dibawa Presiden Soekarno dikembangkan di daerah Senduro Gunung Semeru Lumajang Jawa Timur.

Kedua kambing ini tumbuh dengan baik menyesuaikan dengan kondisi alam sekitarnya. Meski keduanya berasal dari leluhur yang sama, namun kini tampilan fisik mereka cukup berbeda satu sama lain. Berikut ini adalah ciri-ciri dari kedua Etawa di Indonesia.

Kambing Etawa Senduro

Etawa Senduro adalah jenis kambing Jamnapari yang berkembang secara endemik di daerah Lumajang Jawa Timur, tepatnya di desa Senduro. Kambing ini mulai berkembang dan banyak dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 2008.

Jenis Etawa Senduro ini telah dipatenkan dan diresmikan sebagai satwa endemik yang harus dilindungi dan dilestarikan. Berikut ini adalah ciri-ciri Etawa Senduro, diantaranya adalah :

a. Postur

Etawa Senduro memiliki postur tubuh tinggi besar dengan lingkar dada yang tebal. Tulang penyokong tubuhnya nampak besar terlihat dari diameter tulang kakinya yang kokoh.

Kambing ini bisa mencapai tinggi 1 meter pada usia 1,5 tahun untuk jenis jantan. Ini adalah salah satu keunggulan Etawa Senduro yang berbeda dengan kambing jenis lain yang baru mencapai 1 meter setelah usia 2 tahun.

b. Berat Badan

Kambing Etawa Senduro dapat tumbuh dengan baik dan mencapai bobot 100 kg di usianya yang ke 1 tahunan.

c. Warna

Salah satu ciri utama Etawa Senduro adalah warna putih yang menyeluruh di semua bagian tubuh. Terkadang juga ditemukan salah satu Etawa berwarna coklat.

d. Telinga

Bentuk telinga kambing ini cukup unik yaitu memanjang, lemas dan berpelitir. Panjang telinganya bisa mencapai 40 cm.

e. Bentuk Kepala

Kepala kambing Etawa Senduro berbentuk cembung pada bagian wajahnya. Pada pejantan, terdapat gelambir tebal yang menggantung di leher.

f. Tanduk

Kambing ini merupakan keturunan yang tidak memiliki tanduk alias gundul.

Kambing Etawa Kaligesing

Dikembangkan di daerah Kaligesing, jenis Etawa ini lebih dahulu terkenal dibanding Etawa Senduro. Berikut ini adalah ciri-cirinya, yaitu :

a. Postur

Posturnya tinggi menjulang dengan kaki panjang dan besar.

b. Warna

Bagian kepala sampai dadanya berwarna hitam, sedangkan bagian lain berwarna putih. Lutut hingga ujung kakinya juga berwarna hitam sehingga nampak seperti kaus kaki.

c. Telinga

Telinga Etawa Kaligesing nampak lebih rapi seperti terlipat, lurus dan lemas.

d. Kepala

Bagian kepalanya jauh lebih cembung dengan gelambir yang lebih tebal di lehernya.

e. Tanduk

Beberapa bagian Etawa Kaligesing memiliki tanduk, sebagian lainnya tidak.

f. Bulu

Etawa Kaligesing mempunyai bulu yang lebih tebal, halus, lurus dan panjang dibandingkan dengan jenis Etawa Senduro.

g. Ekor

Ternak ini memiliki ekor kecil yang tegak seperti ekor tupai.

Itulah beberapa ciri spesifik dari kambing Etawa Senduro dan Kaligesing yang ada di Indonesia. Keduanya memiliki kelebihan dan keunikan tersendiri yang menjadi daya tariknya.

Leave a Reply

Scroll to Top