6 Jenis Teknologi Budidaya Padi Hingga Saat Ini

Padi merupakan salah satu komoditas pangan utama bagi penduduk Indonesia. Seiring dengan terus meningkatnya jumlah penduduk, maka perlu dilakukannya penerapan teknologi dalam membudidayakan tanaman padi. Sejauh ini baru terdapat 6 jenis teknologi budidaya pada tanaman padi.

Keenam jenis budidaya tersebut akan dijelaskan secara singkat berikut ini:

1. Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Pengelolaan tanaman terpadu merupakan salah satu pendekatan untuk mengelola lahan, air, organisme pengganggu tanaman (OPT), tanaman juga iklim secara terpadu dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan produktivitas, kelestarian lingkungan dan pendapatan petani.

Salah satu prinsip utama dari pengelolaan tanaman terpadu ialah proses pengelolaan sumber daya tanaman, tanah, air dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Selain itu, adanya penerapan teknologi yang sesuai dengan kondisi sosial dan ekonomi setempat.

2. System of Rice Intensification (SRI)

freepik.com (sawah tadah hujan)

System rice intensification ialah salah satu cara budidaya tanaman padi pada lahan sawah irigasi juga pada lahan sawah tadah hujan. Ketersediaan air pada sawah irigasi dan tadah hujan inilah yang dapat menjamin pengelolaan tanah, air, dan tanaman secara efisien dan intensif melalui pemberdayaan kelompok tani atau petani itu sendiri.

Prinsip-prinsip dasar dari budidaya tanaman padi dengan teknik SRI ini diantaranya:

  • Pengolahan lahan sawah secara konvensional dengan adanya pengaplikasian pupuk organik saat pengolahan lahan.
  • Persemaian dilakukan pada lahan kering.
  • Cara tanam tunggal (satu bibit per lubang) dengan jarak tanam jajar (25×25 cm atau 30×30 cm).
  • Pengelolaan air dilakukan pada masa vegetatif dengan kondisi air macak-macak.
  • Pemeliharaan berupa penyiangan gulma, penyulaman juga pengendalian hama.

3. IPB Prima

Salah satu teknik untuk meningkatkan produktivitas tanaman padi ialah IPB Prima. IPB prima merupakan teknik budidaya padi yang diciptakan oleh dosen dari IPB.

Terdapat lima pilar agar padi memiliki produktivitas yang tinggi juga lestari. kelima pilar tersebut diantaranya:

  • Restorasi lahan dengan jerami atau pengembalian jerami pada lahan. jerami sisa panen tidak dibakar melainkan kembali dibenamkan pada lahan sawah.
  • Pengaplikasian IPB Bio
  • Penerapan IPB Best Practice
  • Penerapan mekanisasi pada pertanian
  • Pendampingan IPB serta penyuluhan.

4. Hazton

borneo24.com (sistem hazton)

Hazton ialah salah satu sebutan untuk teknik budidaya tanaman padi. Teknik budidaya Hazton ditemukan oleh Ir. Hazairin MS dan Anton Kamaruddin, SP, M.Si yang merupakan putera daerah dari Kalimantan Barat.

Teknik budidaya padi hazton dilakukan dengan cara penanaman bibit berumur tua 25-35 HSS (hari setelah semai) dengan jumlah 20-30 bibit per lubang tanam. Pastikan kondisi tanah pada akar bibit tetap utuh dan tidak perlu dilakukan pencucian. Jarak tanam yang digunakan menggunakan jarwo 2 atau jarwo 4.

5. Jarwo Super

kampustani.com (jarak tanam jajar legowo)

Jarwo merupakan singkatan dari jajar legowo. Jajar legowo super ialah salah satu teknik budidaya terpadu antara padi sawah irigasi dengan jarwo tipe 2:1.

Selain penggunaan jarak tanam jarwo, hal terpenting dari penggunaan teknik jarwo super ialah sebagai berikut:

  • Penggunaan benih bermutu dan merupakan Varietas Unggul Baru (VUB)
  • Pengaplikasian biodekomposer sebelum dilakukannya pengolahan tanah
  • Penggunaan pupuk hayati
  • Melakukan pengendalian Oerganisme Pengganggu Tanaman (OPT)
  • Melibatkan penggunaan Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan)

Teknik budidaya jarwo super ini dihasilkan oleh Balitbangtan setelah dilakukan penelitian diberbagai lokasi di Indonesia.

6. Salibu

paktanidigital.com (sistem salibu)

Salibu ialah varian dari teknik budidaya padi ratun, yakni tunggul padi yang kembali dipelihara hingga panen. Perbedaan antara ratun dan salibu ialah dari proses pemotongannya.

Pada ratun dilakukan pemotongan satu kali, sedangkan pada teknik salibu pemotongan dilakukan dua kali. Pada teknik salibu, setelah pemotongan pertama tunggul dibiarkan bertunas 7-10 hari.

Apabila tunas yang tumbuh >70% maka kembali pangkas atau potong hingga ketinggian 3-5 cm dari permukaan tanah. Bila tunas yang tumbuh <70% maka teknik salibu tidak disarankan untuk dilanjutkan.

Dari 6 jenis teknik budidaya padi di atas, dapat diterapkan sesuai kondisi lahan pertanian yang ada di sekitar Anda tinggal. Teknik yang sesuai tentu akan menghasilkan produkivitas yang optimal dan maksimal.

Sumber informasi:

https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/37-hasil-panen-berton-ton-dengan-teknologi-hazton.html

http://sumbar.litbang.pertanian.go.id/index.php/success-story/1029-teknologi-salibu-setelah-jarwo-plus

Jamil A, et al. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya Padi Jajar Legowo Super. Jakarta(ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

https://lppm.ipb.ac.id/leaflet-aplikasi-teknologi-ipb-prima-pada-padi-sawah/

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top